Rabu, 11 Mei 2011

Kegitan dan pengalaman dalam penerapan dan pengembangan teknologi pendidikan secara empirik





M A K A L A H

Kegitan dan pengalaman dalam penerapan dan
pengembangan teknologi pendidikan secara empirik


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Landasan Teknologi Pendidikan MTP-515


 




Disusun oleh :


DEDEH NURMIATI    NIM    55 2010 0238
I I S                                NIM    55 2010  0241




UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN
2011





KATA PENGANTAR

Ucapan syukur kepada Yang Maha Pemberi, senantiasa penulis desahkan atas segala  nikmat  yang  mengalir  tanpa henti. Nikmat  sehat, nikmat  iman, dan  nikmat rizki adalah anugrah termahal yang mengantarkan penulis untuk bisa  beraktivitas sebagai hamba-Nya. Atas anugerah itulah, makalah yang berjudul “Kegitan dan pengalaman dalam penerapan dan pengembangan teknologi pendidikan secara empirik” ini, dapat terselesaikan.
Makalah ini sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Landasan Teknologi Pendidikan MTP-515.
Makalah ini membahas tentang pengalaman dalam penerapan dan pengembangan teknologi pendidikan secara emprik tentang pemberdayaan lingkungan sebagai sumber belajar.
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk membantu kita selaku pendidik agar dapat membantu dalam memahami fenomena pembelajaran, tetapi juga dapat menjelaskan dan memaknai setiap fenomena.
Penulisan makalah ini tak luput dari beberapa rintangan yang menghadang. Tidak menyerah begitu saja dan meminta saran atau masukan dari rekan-rekan mahasiswa adalah solusi jitu untuk menghalau rintangan tadi. Dengan demikian, tak berlebihan bila melalui pengantar ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada beberapa pihak terkait. Terima kasih khusus penulis sampaikan kepada Bapak Samsudin selaku dosen mata kuliah ini.
Semoga makalah ini dapat menjadikan frame of think (kerangka pikir) dalam mengambil suatu putusan pendidikan atau pembelajaran, pisau pemilah dalam pemecahan masalah, dan bahkan sebagai bagian hidup yang integratif.
Akhir kata tak ada gading yang tak retak. Kebenaran hanya milik Allah SWT dan kesalahan semata-mata hanya milik kami.

Cianjur,   April 2011.
Penulis



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

BAB I             PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang.......................................................................... 1
B.   Tujuan Penulisan........................................................................ 2

BAB II           KAJIAN PUSTAKA
A. . Teknologi .................................................................................. 3
B. . Teknologi Pendidikan................................................................ 3
C. . Penerapan dan pengembangan teknologi pendidikan secara empirik      5

BAB III          PEMBAHASAN............................................................................. 7

BAB  IV         KESIMPULAN............................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 11












BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
Pemerintah saat ini telah menyadari bahwa model pengembangan kurikulum yang bersifat sentaralistik sudah tidak dapat dipertahankan lagi. Standar yang sama untuk semua sekolah di wilayah tanah air tidak dapat digunakan lagi karena hasilnya menunjukan adanya perbedaan yang sangat signifikan. Selain itu juga, semua pihak telah menyadari bahwa kurikulum yang diberlakukan sama untuk semua siswa pada semua daerah di seluruh negeri ini akan menjauhkan mereka dari lingkungan alam, sosial, budaya dan pola kehidupan masyarakat sehari-hari. Perubahan pemikiran dan tindakan segera memang sangat dibutuhkan setiap sekolah untuk menjawab tantangan.
Berkaitan dengan usaha desentralisasi pendidikan dan optimalisasi pemberdayaan masyarakat untuk pendidikan, maka pendayagunaan lingkungan hidup sangatlah relevan untuk mencapai tujuan pendidikan di tingkat lokal maupun nasional.
Sementara itu permasalahan yang ada di lingkungan kami yaitu terus bertambahnya jumlah usia sekolah di lingkungan kami, hal ini membukakan mata kami  sebagai tenaga pendidik untuk menyediakan fasilitas agar mereka dapat belajar dengan layak dengan memberdayakan fasilitas yang ada sehingga mereka dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya seperti anak-anak Indonesia lainnya.
Penulisan makalah kami berjudul ”Kegiatan dan pengalaman dalam penerapan dan pengembangan teknologi pendidikan secara empirik” yang mana dalam bahasannya yaitu tentang pengalaman pemanfaatan lingkungan dalam penerapan dan pengembangan teknologi pendidikan. 
Melalui penulisan makalah ini kami berharap dapat berbagi pengalaman dalam penerapan dan pengembangan teknologi pendidikan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun terhadap penulisan makalah ini.

B.        Tujuan Penulisan
1.         Tujuan secara umum
-          Meningkatkan keprofesionalan guru dalam Penulisan makalah.
-          Meningkatkan kinerja dalam pengembangan profesi.
-          Sebagai tindak implementasi dari disiplin ilmu yang diperoleh.
-    Meningkatkan rasa percaya diri pada diri guru.
2.         Tujuan secara khusus
Tujuan secara khusus penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Landasan Teknologi Pendidikan dengan kode MTP-515.


















BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.       Teknologi
Pengertian teknologi secara umum seperti yang kami unduh dari http//bocaherror.wordpress.com. Bahwa “teknologi adalah proses untuk meningkatkan nilai tambah; produk yang digunakan atau dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja; struktur atau sistem dimana proses dan produk itu dikembangkan dan digunakan”.

Semua bentuk teknologi adalah sistem yang diciptakan manusia untuk sesuatu tujuan tertentu, yang pada intinya adalah mempermudah manusia dalam memperingan usahanya, meningkatkan hasilnya, dan menghemat tenaga serta sumberdaya yang ada.
Teknologi pada hakikatnya adalah bebas nilai, namun penggunaannya sarat dengan nilai dan estetika. Dalam bidang pendidikan, juga diperlukan teknologi antara lain untuk menjangkau peserta didik yang berada di tempat jauh dan melayani sejumlah besar dari mereka yang belum memperoleh kesempatan pendidikan.

B.        Teknologi Pendidikan
Dari beberapa literatur kami banyak menemukan definisi dari teknologi pendidikan diantaranya kami mengutif dari :
Mackenzie dan Eraut (1971) yang mendefinisikan teknologi pendidikan sebagai berikut ;
 “Teknologi pendidikan merupakan suatu studi yang sistematis mengenai cara bagaimana tujuan pendidikan dapat dicapai”
Definisi sebelumya meliputi istilah “mesin”, “instrument”, atau “media”, sedangkan dalam definisi ini tidak menyebutkan perangkat lunak maupun perangkat keras, tetapi lebih berorientasi pada proses dalam mencapai tujuan.
Lain halnya dengan definisi menurut Hackbart (1996), bahwa

“Teknologi pendidikan adalah konsep multidimensional yang meliputi: 1) suatu proses sistematis yang melibatkan penerapan pengetahuan dalam upaya mencari solusi yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah-masalah belajar dan pembelajaran; 2) produk seperti buku teks, program audio, program televisi, software komputer dan lain-lain; 3) suatu profesi yang terdiri dari berbagai kategori pekerjaan; dan 4) merupakan bagian spesifikasi dari pendidikan” (Hackbarth, 1996 dalam Purwanto, dkk.,2005: 13)
           
Berdasarkan definisi ini teknologi pendidikan mempunyai dua bidang kajian utama, yaitu: a) mengkaji tentang teori belajar dan perilaku manusia lainnya (soft technology), dan b) mengkaji teknologi terapan yang diaplikasikan untuk memecahkan masalah pembelajaran (hard technology). Namun, fokus dari teknologi pembelajaran bukan pada proses psikologis bagaimana peserta didik belajar, melainkan pada proses bagaimana teknologi perangkat lunak dan keras digunakan untuk mengkomunikasikan pengetahuan, keterampilan, atau sikap kepada peserta didik sehingga peserta didik mengalami perubahan perilaku seperti yang diharapkan (Atwi Suparman, 2004 ; 30).
Sementara definisi teknologi pendidikan yang terbaru menurut AECT (2004) sebagai berikut.

“Educational technology is the study and ethical practice of facilitating learning and improving performance by creating using, and managing appropriate technological processes and resources” (AECT, 2004).

Dari definisi diatas jelas bahwa teknologi pendidikan adalah studi dan etika praktik dalam upaya memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan cara menciptakan, menggunakan atau memanfaatkan dan mengelola proses dan sumber-sumber teknologi yang tepat. Dengan demikian, tujuannya masih tetap untuk memfasilitasi pembelajaran agar lebih efektif, efisien dan menyenangkan serta meningkatkan kinerja.

C.       Penerapan dan pengembangan teknologi pendidikan secara empirik
Setiap perkembangan cabang ilmu atau pengetahuan perlu didasari serangkaian dalil atau dasar yang dijadikan patokan pembenaran. Secara falsafi, dasar keilmuan itu meliputi: ontologi atau rumusan tentang gejala pengamatan yang dibatasi pada suatu pokok telaah khusus yang tidak tergarap oleh bidang telaah lain; epistemologi yaitu usaha atau prinsip intelektual untuk memperoleh kebenaran dalam pokok telaah yang ditentukan; dan aksiologi atau nilai-nilai yang menentukan kegunaan dari pokok telaah yang ditentukan, yang mempersoalkan nilai moral atau etika dan nilai seni dan keindahan atau estetika. (Miarso, 1987).
Dalam bukunya “Menyemai benih teknologi pendidikan” Yusufhadi juga menjelaskan bahwa perkembangan yang sangat penting tetapi sering kali diacuhkan adalah bahwa teknologi pendidikan berusaha memecahkan dan atau memfasilitasi pemecahan masalah belajar pada manusia di mana saja, kapan saja, dengan cara apa saja, dan oleh siapa saja. Apa yang telah berlangsung selama ini, terutama di Indonesia, masih menitikberatkan pada pemecahan masalah dalam bidang persekolahan. Gambar berikut menunjukkan di mana bidang garapan teknologi pendidikan itu seharusnya berkembang.




Gambar 3.1
                           

  Gambar 1
Belajar : Gejala sebagai Pokok Telaah Teknologi Pendidikan
Sementara itu pengetahuan empiric, seperti yang kami unduh dari  httpp//bocaherror.wordpress.com. adalah :
Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman inderawi dikenal sebagai pengetahuan [[empiris]] atau pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan melakukan [[pengamatan]] yang dilakukan secara empiris dan rasional. Pengetahuan empiris tersebut juga dapat berkembang menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat melukiskan dan menggambarkan segala ciri, sifat, dan gejala yang ada pada objek empiris tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi [[manusia]] yang terjadi berulangkali. Misalnya, seseorang yang sering dipilih untuk memimpin [[organisasi]] dengan sendirinya akan mendapatkan pengetahuan tentang [[manajemen]] organisasi.















BAB III
PEMBAHASAN

Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Selain itu pendidikan dapat mengubah manusia dalam pikiran, perasaan, dan perbuatannya. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa pendidikan mempunyai peranan dalam mengubah masyarakat serta memberi warna baru kepada masyarakat dan kebudayaan yang hidup di dalamnya. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan tersebut kami melakukan suatu penerapan dan pengembangan teknologi pendidikan dengan cara pemberdayaan lingkungan sebagai bagian dari proses pembelajaran. Alasan utama yang dapat dijadikan dasar dalam pemberdayaan lingkungan tersebut adalah :
1.   Jumlah siswa yang terus berkembang
2.   Jumlah lulusan sekolah kami dari tahun ketahun terus bertambah sementara SLTP Negeri sangat jauh untuk dijangkau oleh mereka sehimgga sekolah kami juga dituntut untuk memfasilitasi mereka agar dapat sekolah ke jenjang yang lebih tinggi dan belajar seperti anak indonesia lainnya, sehingga sekolah kami dijadikan tempat belajar juga bagi siswa SLTP yang disebut dengan istilah kelas jauh.
3.   Lingkungan mampu menyajikan berbagai kebutuhan siswa untuk belajar     dimanapun siswa berada.
4.   Dengan lingkungan kami berkeyakinan bahwa siswa akan menjadi pandai, kreatif dan memiliki etika tinggi.
5.   Lingkungan juga bisa dimanfaatkan oleh para pendidik sebab sekolah telah bebas menentukan sumber belajar yang dibutuhkan siswa.
Berkaitan dengan pengalaman kami dalam penerapan dan pengembangan teknologi pendidikan khususnya dalam pemanfaatan dan pemberdayaan lingkungan sebagai sumber belajar bermula dari penataan kelas karena ruang kelas merupakan ruang belajar yang sangat penting bagi siswa yang sedang tumbuh dan berkembang, selain itu kelas yang digunakan oleh siswa sekolah dasar juga digunakan oleh siswa sekolah  lanjutan tingkat pertama pada sore harinya oleh karena itulah guru memerlukan konsentrasi untuk meningkatkan lingkungan yang mampu memotivasi siswa sehingga siwa  lanjutan tidak merasa bosan dan jenuh karena dari tahun ketahun hanya belajar dilingkungan sekolah yang sama.
Untuk itu penataan kelas dilakukan dengan cara dirancang semenarik mungkin dengan gambar, warna, bentuk dan tulisan dengan tema-tema yang memenuhi rasa etika, humor dan konsep yang jelas. Pengaturan kursi, lemari, dan papan tulis harus bisa memberikan ruang gerak yang cukup luas. Disamping itu juga letak dan besar jendela, sinar lampu dari luar, diupayakan sedemikian rupa hingga memenuhi standar kesehatan. Namun lingkungan kelas seperti itu adalah salah satu dari lingkungan yang didiami oleh siswa.
Di atas telah disebutkan bahwa lingkungan kelas sangat membantu belajar siswa apalagi kelas masih menjadi tempat utama siswa belajar. Oleh karena itu kita harus memperhatikan betul suasana kelas yang harmonis dan nyaman untuk belajar. Begitu juga segi penataan lingkungan di luar kelas, mulai dari pintu gerbang, jalan menuju kelas, tanaman hias, apotek hidup, saluran air, tempat sampah, papan pengumuman, alat permainan anak-anak semuanya dirancang lebih atraktif.
Lingkungan kelas sangat berbeda dengan lingkungan lainnya karena lingkungan kelas dibatasi oleh empat sisi dinding. Ini mengakibatkan perhatian siswa hanya tertuju kepada pelajaran dan perilaku gurunya. Oleh karena itu guru harus bisa memberikan berbagai pelajaran yang berkaitan dengan dirinya sebagai seorang guru profesional disamping pelajaran yang diberikannya. Misalnya, guru harus bertindak sesuai norma dan memberikan teladan, dari mulai cara duduk, membuang sampah, etika makan, berpakaian, berbicara dan sebagainya. Demikian pula cara bertindak misalnya memberi pujian dan dorongan pada siswa, menunjukkan kasih sayang dan mampu menjadi pendengar yang baik.
Beberapa sarana yang dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran dalam penerapan dan pengembangan teknologi pendidikan yang kami lakukan yaitu penataan taman sekolah. Karena Taman merupakan lingkungan yang paling baik untuk belajar dan mempelajari sesuatu. Taman yang biasanya dirancang sebagai tempat bermain bisa menumbuhkembangkan berbagai inovasi. Taman bisa dimanfaatkan sebagai  tempat belajar, tempat mendengarkan guru mengajar dan mengerjakan PR sebagai pengganti atau selingan tempat belajar di kelas. Hal ini akan menghilangkan rasa jenuh, pasif, dan membosankan pada diri siswa. Taman juga menantang siswa untuk bermain sambil mempelajari berbagai hal tentang etika, bahasa, intelektual, motorik, disiplin, emosi, dan sosiobilitas. Dengan menggunakan media pendukung lainnya, taman akan lebih banyak fungsinya. Lingkungan taman akan bisa lebih atraktif. Artinya lingkungan taman akan menarik, menyenangkan, penuh kreativitas dan dapat mendorong siswa belajar santai namun sungguh-sungguh.
Pengembangan lingkungan taman sebagai medium proses belajar mengajar bisa memberikan berbagai manfaat, beberapa manfaat yang kami rasakan di antaranya  dapat :
a.   Menanamkan pandangan dan sikap positif terhadap setiap taman sebagai lingkungan yang bisa digunakan untuk kepentingan pendidikan. Lingkungan taman bisa dijadikan tempat yang bermanfaat, menarik dan menyenangkan siswa untuk belajar. Pemanfaatan lingkungan taman yang tepat akan mampu membentuk karakter dan sikap yang mencintai lingkungan hidup.
b.   Mengubah sikap dan perilaku guru untuk mencintai lingkungan
c.   Mendorong munculnya inovasi dan kreatifitas guru dalam menciptakan dan mengembangkan iklim pendidikan yang kondusif di lingkungan tempat belajar siswa.
d.   Ketika siswa belajar di taman maka mereka tidak hanya memperoleh pengetahuan kognitif melainkan juga pengetahuan dan keterampilan lainnya.


BAB  IV
KESIMPULAN

Dari berbagai definisi, Teknologi itu tidak terpaku pada hal-hal yang bersifat   elektronik yang super canggih tetapi juga berupa suatu studi yang sistematis mengenai cara  bagaimana tujuan pendidikan dapat dicapai.
Sementara definisi teknologi pendidikan yang terbaru menurut AECT (2004) bahwa ;
“Teknologi pendidikan adalah studi dan etika praktik dalam upaya memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan cara menciptakan, menggunakan atau memanfaatkan dan mengelola proses dan sumber-sumber teknologi yang tepat. Dengan demikian, tujuannya masih tetap untuk memfasilitasi pembelajaran agar lebih efektif, efisien dan menyenangkan serta meningkatkan kinerja”.

Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar merupakan kegiatan dan pengalaman kami dalam penerapan dan pengembangan teknologi pendidikan secara empirik. Dengan pemanfaatan lingkungan memudahkan siswa dalam menyerap materi pelajaran, mengenalkan siswa terhadap kondisi daerah, meningkatkan pengetahuan siswa mengenai daerahnya dan mengakrabkan siswa dengan lingkungannya.
Dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran siswa mampu mengembangkan serta melestarikan sumber daya alam, meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kebudayaan daerah, dan semua itu diharapkan akan dapat memacu pembangunan daerah sesuai dengan karakteristiknya yang selanjutnya menunjang kemajuan pembangunan nasional.  




DAFTAR PUSTAKA

Dewi  S. Prawiradilaga dan Eveline Siregar. (2004). Mozaik Teknologi Pendidikan.Jakarta: UNJ bekerjasama dengan Kencana.

Miarso,         Yusufhadi. (2004). Menyemai benih Teknologi Pendidikan. Jakarta Pustekkom Diknas bekerjasama dengan Kencana

Bambang      Warsita. (2008). Teknologi Pembelajaran dan aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

http//bocaherror.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar